Prestasi Mahasiswa UGM

Ugm sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia memiliki banyak prestasi yang diukir baik ditingkat nasional hingga internasional. Beberapa prestasi yang telah diraih adalah sebagai berikut :
1) Pembuatan Kompas Multifungsi

Kegiatan pengambilan data geologi di lapangan merupakan kegiatan yang beresiko tinggi dan tidak mudah untuk dilakukan. Kegiatan tersebut tidak bisa dihindari oleh mereka yang bergelut di bidang kebumian seperti geologi, geofisika, pertambangan, dan para pegiat alam bebas. Terutama untuk pengambilan data geologi di lapangan, alat-alat yang digunakan umumnya cukup banyak dan rumit. Hal ini membuat proses pengambilan data menjadi sulit dan memakan waktu lama.

Hal tersebut membuat 3 orang mahasiswa Geologi UGM, Hafizhan Abidin Setyowiyoto, Ahmad Faizal Amin, dan Riko Susetia Yuda, berinisiatif membuat sebuah alat untuk mempermudah pengambilan data geologi lapangan. Berkolaborasi dengan dua mahasiswa Elekronika dan Instrumentasi, Ghafar Ramadhan Faqih dan Ahmad Shalahuddin Abdullah, kelimanya dibawah bimbingan Dr. Agung Setianto menciptakan Long Ranger Compass, sebuah kompas multifungsi yang dapat digunakan untuk mengukur parameter kuantitatif dalam pengambilan data lapangan.

Kompas ini memadukan fungsi Global Positioning System (GPS), pengukur kemiringan dan arah automatis, altimeter, laser, dan data logger untuk memudahkan proses pengukuran data geologi lapangan. Data yang diukur diantaranya adalah adalah koordinat pengamat, kemiringan dan arah penyebaran lapisan batuan, suhu, tekanan udara, dan ketinggian.

Selain pengukuran langsung secara cepat, ini juga dapat digunakan untuk melakukan pengukuran dari jarak jauh. Untuk mengukuran dari jarak jauh ini, pengguna dapat menembakkan laser untuk mengukur arah dan kemiringan lapisan batuan dari jarak jauh. Selain itu, laser juga dapat digunakan untuk menentukan posisi suatu objek terhadap pengguna dengan menembakkan laser ke objek dari dua titik yang diketahui koordinatnya. Keunggulan lain dari alat ini sudah terintegrasi dengan software Geographic Information System (GIS), sehingga hasil pengukuran dapat langsung diolah di komputer.

Ide pembuatan kompas multifungsi ini berawal dari masalah yang ditemui sehari-hari sebagai mahasiswa geologi, yakni lamanya waktu pengukuran karena membutuhkan banyak alat yang pengoperasiannya cukup rumit.

2) Juara Kompetisi Bisnis Nasional

Tim mahasiswa UGM yaitu Yogyakarta Dewandaru Project berhasil menjadi juara dalam National Business Case Competition– IDEAS: Indonesia Studentpreneur Summit 2016 pada 8-10 Maret lalu. Pada kompetisi bisnis nasional yang diadakan oleh Ikatan Keluarga Mahasiswa Manajemen, FEB UGM, mereka berhasil menyabet penghargaan sebagai The Best Project.

Tim Yogyakarta Dewandaru Project yang terdiri dari Liana Dewi dan Jagad Hidayat Jati (Sosiologi) serta Dion Ferdian Rizaldi (Teknik Industri) berhasil menyisihkan 149 tim lain dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Penghargaan best project diraih setelah mereka mengusung ide proyek Kasongan Dewandaru Foundation (KAWAN Foundation).

“Kompetisi ini diikuti sekitar 150 tim mahasiswa dari sejumlah universitas se-Indonesia,” jelas Dion, Senin (4/4) di Kampus UGM.
Dion menyampaikan dalam kompetisi itu mereka mengajukan ide pengembangan usaha di Kasongan dengan melibatkan warga masyarakat setempat. Dalam naungan Kawan Foundation, masyarakat diberdayakan agar dapat berperan secara aktif dalam pengembangan potensi pariwisata dan usaha kreatif di Kasongan.

“Kami menyusun konsep untuk membangun sebuah lembaga yang bertindak sebagai sistem pendukung dari UPTD Desa Kasongan yaitu melalui Kawan Foundation ,” jelasnya.

Terdapat lima program kerja yang diunggulkan dalam yayasan ini untuk meningkatkan kemampuan pemasaran, kualitas sumber daya manusia, dan kekuatan keuangan para pegiat gerabah maupun pegiat wisata setempat. Progam tersebut adalah pengembangan software Masterpiece of Kasongan, Duta Kampus untuk Kasongan, Forum Pengrajin dan Akademisi (FORPAKDE), Swarung Omah, dan Sekolah Bisnis dan Seni (KOBIS).

“Semua lapisan masyakat mulai dari pemuda sampai golongan tua kita berdayakan dalam program ini untuk mengembangkan wisata desa Kasongan,” tuturnya. (Humas UGM/Ika)

3) SEMAR

Tim SEMAR UGM terus menunjukkan komitmennya untuk melakukan inovasi terkait dengan produk-produk hemat bahan bakar dan ramah lingkungan. Hal ini dibuktikan melalui kompetisi mobil hemat energi berskala nasional, Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) 2015, kategori Prototype Diesel, 21-25 Oktober 2015 lalu.

Dalam kontes ini mobil Proto Tim SEMAR didesain dengan body se-aerodinamis mungkin dan berkonsep streamline untuk mengurangi gesekan dengan udara. Body SEMAR Proto berbahan serat karbon yang materialnya ringan namun tetap kuat. Steering ditempatkan pada bagian kaki sehingga dapat memperluas ruang pandang driver, sehingga dapat mempertahankan stabilitas mobil ketika berbelok.

“Konsep streamline ini berfungsi untuk mengurangi gesekan dengan udara,” kata Ketua Umum Tim SEMAR, Mochamad Agam Dridya, Kamis (26/11).

Agam menjelaskan pada Kontes Mobil Hemat Energi 2015 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Tim SEMAR dapat melalui serangkaian uji teknis yang terdiri atas 12 inspeksi, seperti static dan dynamic braking, stability, safety, dan lain-lain. Setelah itu, pada pengujian konsumsi bahan bakar di sirkuit, tim berhasil mendapatkan juara 2 untuk kategori Prototype Diesel dengan pencapaian konsumsi bahan bakar 267 km setiap liternya.

“Tim SEMAR juga mendapatkan juara 3 untuk Off-track Award Best Vehicle Design Process & Planning,” urainya.

Tidak hanya aktif mengikuti berbagai kompetisi, tim SEMAR juga telah banyak menciptakan berbagai inovasi baru yang dapat digunakan dan dirasakan langsung manfaatnya oleh civitas akademika UGM, seperti mobil listrik E-Semar yang saat ini digunakan untuk operasional di gedung pusat UGM.

Tim SEMAR tidak hanya berinovasi dalam desain dan pengembangan kendaraan-kendaraan di atas, tetapi juga terlibat aktif dalam desain dan pengembangan Mobil Gas UGM, converter kit UGM generasi 1-4, dan riset mobil listrik nasional (Molina). Inovasi-inovasi di atas adalah wujud kepedulian dan aksi nyata dari tim untuk memecahkan permasalahan energi dan lingkungan. Tim SEMAR UGM dibimbing oleh Dr. Jayan Sentanuhady, dan pada tahun 2015 beranggotakan 13 mahasiswa Departemen Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik UGM, yaitu : Mochamad Agam Dridya (Ketua Umum), Reyhandy Bayu A. R. (Ketua Divisi Teknis), Fauzan Imaduddin (Sub Divisi Design & Manufacture), Riz Raharyan (Sub Divisi Design & Manufacture), R. Hasta Wiratna (Sub Divisi Design & Manufacture), Gilang Prasetya Adi (Sub Divisi Engine), Laksatya Wirawan (Sub Divisi Engine), Akbar Andi W. (Sub Divisi Electrical), Stella Nadya Arvita (Ketua Divisi Project Management), Safira Pralampita Larasati (Sub Divisi Internal), Pramesti Ayu Dwi Wulandari (Sub Divisi Eksternal), Elok Pitaloka (Sub Divisi Eksternal), M. Fachmi Alfarizi (Sub Divisi Eksternal) (Humas UGM/Satria;foto: Tim SEMAR)
4) Folklore

Rampoe Universitas Gadjah Mada (Rampoe UGM) yang saat ini telah menjadi salah satu BSO (Badan Semi Otonom) atau UKMF (Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas) resmi di Fakultas Ilmu Budaya UGM, kembali menorehkan prestasi pada 10th National Folklore Festival yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia pada 8-11 Maret 2016 di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI.

Kompetisi tari tingkat nasional tersebut diikuti oleh lebih dari 14 sanggar, 14 SMA, dan 17 universitas se-Indonesia, diantaranya Institut Teknik Bandung, Universitas Padjajaran, Universitas Indonesia, Telkom University, Universitas Pancasila, Sampoerna University dan lain-lain. Selain kategori tari, pada 10th NFF terdapat kompetisi paduan suara juga.

Ketua UKMF Rampoe UGM, Yusuf Qardhawi Latua Silawane, mengatakan selain untuk meningkatkan kemampuan dan mental para penari dalam berkompetisi, tujuan Rampoe UGM mengikuti NFF 2016 adalah untuk menjalin silaturahmi dengan para penari se-nusantara.

“Ada sanggar, SMA maupun universitas yang ikut serta dalam acara tersebut,” kata Yusuf, Jumat (18/3).

Rampoe UGM pada acara tersebut menampilkan tari Rapa’i Geleng dan meraih poin 975. Rampoe UGM mengirimkan 10 penari (multijurusan dan multifakultas), 1 syah (penyanyi) dan 4 official. Melalui proses latihan selama dua bulan, Rampoe UGM akhirnya berhasil meraih juara 1 pada kompetisi itu.

Menurut Yusuf keberhasilan Rampoe UGM di NFF 2016 tidak lepas dari dukungan keluarga besar FIB dan Rampoe UGM yang baru-baru ini menggelar tari Likok Pulo Massal di Grha Sabha Pramana.

“Semoga kedepan Rampoe UGM bisa kembali meraih juara pada kejuaraan nasional dan internasional. Selain itu, semoga dengan prestasi ini banyak mahasiswa yang makin percaya diri untuk menjaga dan melestarikan budayanya,” tutur mahasiswa Jurusan Sastra Arab tersebut (Humas UGM/Satria)
5) Juara 1 Celebes Geo Summit 2016

Tim mahasiswa UGM yang beranggotakan Putra Herianto (Teknik Geologi angkatan 2012) dan Ichsan Ramadhan (Teknik Geologi angkatan 2015) berhasil menjadi juara 1 dalam Celebes Geo Summit 2016 yang berlangsung 8-12 Februari 2016 di Universitas Hasanuddin. Kegiatan ini terdiri dari beberapa acara, seperti seminar nasional, pelantikan Ketua IAGI Pengda Sultanbateng (Sulawesi Selatan, Barat, Tengah), national student paper competition, field trip dan geowisata. Tim UGM berhasil meraih juara 1 pada national student paper competition.

Dalam kegiatan yang bertajuk “Independency of Indonesia with Energy Diversification and Sustainable Development” tersebut, tim UGM berhasil menyisihkan beberapa tim lain, seperti dari Undip, UPN Veteran, Unpad, ITB, UHO, Unhas, Universitas Trisakti dan Universitas Lampung.

Menurut Herianto pada kompetisi ini mereka membawakan sebuah paper dengan tema culture dan geotourism yang berjudul “Baginda Hill: Geoheritage of Belitung Island, Indonesia”. Lokasi pengambilan data penelitian tersebut berada di Bukit Baginda, tepatnya di Desa Padang Kandis, Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung, yang juga merupakan lokasi KKN-PPM 2015 yang dilakukan Herianto.

“ Kita menunjukkan yang terbaik pada saat pembuatan paper ataupun pada saat presentasi di depan dewan juri. Hasilnya, bisa mempersembahkan prestasi di tingkat nasional merupakan hal yang sangat membanggakan,” kata Herianto, Selasa (15/3).
Ia menjelaskan untuk memperoleh gelar juara tersebut tidak dilalui dengan jalan yang mudah. Dalam kompetisi ini mereka harus bertanding secara ketat dengan sejumlah tim terbaik lainnya dari berbagai universitas.

Dari dua belas tim terpilih yang mempresentasikan paper tersebut, tim UGM mendapatkan juara 1 dengan total skor 436, tim Universitas Trisakti meraih juara 2 dengan total skor 428, dan tim UPN Veteran Yogyakarta mendapatkan juara 3 dengan total skor 422.
“Semoga kedepannya potensi geowisata di Bukit Baginda dapat dikembangkan dengan baik oleh pemerintah setempat dan semakin banyak prestasi serupa yang didapatkan oleh mahasiswa UGM di berbagai kompetisi tingkat nasional lainnya,” pungkasnya (Humas UGM/Satria).

6) Penghargaan ACCA

Mahasiswa UGM kembali menyabet penghargaan dari kancah internasional. Kali ini, enam mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) menerima Book Prize Awards dari the Association of Chartered Certified Accountants (ACCA), Inggris. Mereka adalah Lay Monica Ratna Dewi, Angga Dwi Putra, Aldo Egi Ibrahim, Luluk Permata Sari, Abubakar Adny, dan Hary Kurniawan. Keenamnya dipilih menerima penghargaan dari lembaga pemberi sertifikasi di bidang keuangan ini karena memiliki indeks prestasi kumulatif (IPK) tinggi dan aktif dalam organisasi kemahasiswaan.

“Untuk ikut seleksi ini mahasiswa harus memiliki IPK minimal 3,75 ,” terang Ketua Jurusan Akuntansi FEB UGM, Mahfud Sholihin, Ph.D , Selasa (1/4) di FEB UGM.
Misalnya saja Lay Monica peraih penghargaan nomor satu dalam kesempatan ini merupakan mahasiswi dengan IPK 3,99. Selain itu, ia juga aktif dalam organisasi kemahasiswaan kampus. Bahkan ia beserta tim berhasil meraih juara I di ajang Spring 2014 SolBridge Asian Thought Leaders Case Competition yang berlangsung di SolBridge International School of Business, Korea Selatan, pada 22-27 Maret 2014 lalu.

Terkait dengan pemilihan Jurusan Akuntasi FEB UGM oleh ACCA, Mahfud menjelaskan bahwa UGM dinilai sebagai leading university yang menyediakan pendidikan akuntansi yang berkualitas di Indonesia. Selain itu, sebagai salah satu bentuk kepercayaan ACCA terhadap kualitas jurusan, alumni Jurusan Akuntansi FEB UGM yang mengikuti ujian sertifikasi ACCA mendapatkan exemption untuk beberapa modul.
“Artinya sejumlah mata kuliah di Jurasan Akuntansi FEB UGM dianggap setara dengan materi ACCA sehingga alumni tidak perlu diuji lagi. Ini adalah bukti lain bahwa kualitas kita diakui secara global,” jelasnya.

Book Prize Awards diserahkan langsung oleh Head of ACCA Indonesia, Mulyadi Setiakusuma, Jumat 28 Maret 2014 di FEB UGM. Penghargaan yang diberikan berupa bantuan untuk membeli buku yang menunjang studi mahasiswa dengan total nilai 600 pondsterling. (Humas UGM/Ika)
7) Best Paper International

“MAGIC TEAM”, mahasiswa Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, meraih prestasi internasional. Prestasi internasional kali ini diraih melalui keikutsertaannya di ajang konferensi tingkat internasional, Padjajaran Accounting Week (PAW) 2015, yang digelar Universitas Padjajaran (Unpad), 9-12 November 2015.

Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa Akuntansi FEB UGM menyapu bersih gelar untuk kategori paper. “MAGIC TEAM” berhasil membawa pulang dua gelar sekaligus, yaitu best paper dan runner-up best paper.

Best paper diraih “MAGIC TEAM” yang beranggotakan Albert Unedo Purba dan Christoper Clark Aditya, sedangkan runner-up diraih “MAGIC TEAM” atas nama Trio Zoraida Gizela, Stefani Claudia Hanny, dan Nur Mutiara Sholihah Santosa. Konferensi fokus pada peran Akuntansi dan profesi Akuntan dalam pengembangan masyarakat.

Tiga bahasan utama yang diangkat dalam konferensi adalah “Integrated Reporting”; “One Global Accounting Standard: Is It Necessary?” dan “Strengthening Small Medium Enterprises (SMEs) in Indonesia”. Ketiga bahasan tersebut diikuti sepuluh tim yang berasal dari Jerman, dan tim-tim lain yang berasal dari berbagai universitas negeri dan swasta terbaik di Indonesia.

“Kesepuluh tim tersebut merupakan tim dengan paper terbaik setelah melalui seleksi ketat atas puluhan paper yang dikirimkan ke panitia PAW pada periode September hingga Oktober 2015,” kata Albert Unedo Purba, di kampus FEB UGM, Senin (16/11).

Albert Unedo menjelaskan “MAGIC TEAM” berhasil meraih kategori best paper karena mengupas tema SMEs dari sisi yang unik, yaitu menyoroti peran Akuntan untuk menguatkan SMEs di Indonesia.

Albert Unedo mengaku paper yang membuat mereka juara berjudul “The Study of SMEs in Indonesia: Current Condition of Accounting Practices and The Role of Professional Accountants”. Sementara itu, “MAGIS TEAM” yang menduduki runner-up mengangkat judul “Challenges on Implementing Integrated Reporting in Indoensia”.

“Kami sungguh tidak menyangka bisa meraih best paper dalam konferensi ini. Senang sekali rasanya bisa mengharumkan nama UGM, khususnya Departemen Akuntansi,” tutur Albert didampingi Christoper Clark.

Nanny Dewi Tanzil, Ketua Prodi Akuntansi, FEB UNPAD mengakui bekal dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, khususnya Departemen Akuntansi, yang mengutamakan riset dan communication skills sebagai core competence-nya menjadi faktor penting keberhasilan prestasi. “TEAM MAGIC” telah melakukan theoretical research cukup excellent untuk paper ini.

Sebagai juri, Nanny Dewi memberi komentar luar biasa terhadap hasil paper kedua tim dari UGM. “MAGIC TEAM” Akuntansi UGM dinilai tidak hanya mahir dalam menulis, namun aktif pula dalam mengemukakan pendapat selama konferensi berlangsung.

Kelima mahasiswa ini dalam pandangan Nanny Dewi sangat vokal dan kritis dalam sesi Plenary Discussion, Parallel Break-Out Session, dan Convention Session. Kelima mahasiswa perwakilan UGM sangat aktif dalam setiap sesi diskusi. “Mereka terlihat well-prepared untuk lomba ini,” ungkap Nanny Dewi.
Rasa bahagia dan senang juga dirasakan Christoper Clark Aditya. Ia mengaku hasil terbaik yang diraih merupakan representasi dari keberadaan dosen-dosen terbaik yang pernah mengajarnya.

“Saya bersyukur diajar oleh dosen-dosen terbaik negeri ini, utamanya dari segi riset. Itulah yang membuat saya berpikir kritis dalam menganalisis suatu hal,” aku Christoper Clark. (Humas UGM/ Agung).

Tidak hanya deretan prestasi diatas namun masih banyak lagi prestasi yang telah dan akan diukir oleh mahasiswa UGM.

Daftar Pustaka :
http://ugm.ac.id/id/berita/10485-mahasiswa.ugm.kembangkan.kompas.multifungsi
http://ugm.ac.id/id/berita/11446-tim.mahasiswa.ugm.juara.kompetisi.bisnis.nasional
http://ugm.ac.id/id/berita/10753-semar.ugm.ikuti.kmhe.2015
http://ugm.ac.id/id/berita/11377-rampoe.ugm.juara.1.national.folklore.festival.2016
http://ugm.ac.id/id/berita/11360-ugm.juara.1.celebes.geo.summit.2016
http://ugm.ac.id/id/berita/8847-enam.mahasiswa.akuntansi.raih.penghargaan.acca
http://ugm.ac.id/id/berita/10686-%E2%80%9Cmagic.team%E2%80%9D.akuntansi.ugm.raih.best.paper.internasional

Perkembangan Ilmu Geologi di Indonesia Berdasarkan Fakta Terkini

 

Geologi adalah ilmu (sains) yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah, dan proses pembentukannya. Orang yang menjadi mempelajari dan ahli di bidang geologi disebut geolog. Di indonesia terdapat empat universitas dengan akreditasi A untuk jurusan geologi yaitu Unpad, UGM, ITB, dan UPN Veteran Yogyakarta.
Indonesia sebagai negara yang berada di antara tiga lempeng besar yaitu lempeng eurasia, lempeng pasifik, dan lempeng indo-asutralia memiliki banyak potensi sumber daya alam. Yang patut di cermati adalah tidak semua sumber daya alam itu melimpah di Indonesia walaupun ada dengan persentase kecil secara global
Sebagai contoh adalah sumber daya alam yang paling banyak menjadi sorotan saat ini adalah tembaga dengan tempat penambangan di Grasberg, Papua , yang dikelola oleh PT Freeport Indonesia. PT Freeport Indonesia (PTFI) merupakan perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc.
Tambang terbuka Grasberg berada pada ketinggian 4.285 m di atas permukaan laut (dpl), dan secara geologi terletak pada suatu lingkungan tektonik yang sangat komplek akibat dari tumbukan dua lempeng besar, yakni Lempeng Australia yang relatif bergerak ke utara dan Lempeng Pasifik yang relatif bergerak ke Tenggara. Akibat tumbukan ini, terjadi serangkaian kegiatan tektonik, salah satunya terjadinya di daerah Grasberg yang diikuti oleh kegiatan magma, kegiatan cairan hidrotermal dan mineralisasi yang berulang, membentuk cebakan ekonomis mineral bijih tembaga, emas dan perak primer. Berdasarkan data geologi, Grasberg merupakan bekas gunung api purba yang telah padam, dan pada bagian diatremanya terbentuk cebakan ekonomis mineral bijih primer tersebut diatas, yang saat ini sedang ditambang.
Yang harus dipahami dan dimengerti terutama bagi orang awam adalah dalam daerah hidrotermal mineral yang terbentuk bukan saja yang tersusun atas unsur Cu, Ag, dan Au saja, namun juga ada kemungkinan keberadaan mineral radioaktif. Batuan yang ada di Papua terutama di Papua tengah memiliki umur yang tua hingga masa Paleozoikum. Batu yang tua ini dahulunya berada di daerah stabil yang memungkinkan untuk terakumulasinya mineral radioaktif misal uranium.

Peta Sumber Daya Mineral Radioaktif
Sumber : http://geologi.iagi.or.id/wp-content/uploads/2011/07/ndaru-5.png
Tidak hanya di Papua namun diberbagai tempat di Indonesia ternyata sebenarnya banyak potensi keterdapatan sumber daya mineral radioaktif. Jika tadi sudah dibahas di Papua tengah maka tempat lain yang memungkinkan keberadaan uranium adalah di Kalimantan, Sulawesi, Nusa tenggara, dan sebagainya. Sebagai contoh salah satu daerah yang keberadaan uraniumnya telah diteliti adalah Kalimantan Barat.
Berikut adalah berita yang diambil dari salah satu portal berita terpercaya.
Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) memendam potensi mineral radioaktif Uranium hingga lebih 25 ribu ton. Di sejumlah negara, Uranium digunakan sebagai sumber energi listrik, senjata nuklir, mendukung dunia kedokteran, bahkan membunuh parasit dan hama tanaman.

“Hingga Mei 2014, terdapat 25.436 ton U3O8 (lambang kimia Uranium) di Kalan (sebuah desa di Kabupaten Melawi) saja. Belum di Melawi dan Kapuas Hulu,” kata Kepala Bidang Eksplorasi Pusat Pengembangan Geologi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Dr Ngadenin Hadisuwito saat mendatangi Pontianak, Kalbar, Jumat (15/8/2014).

Angka tersebut terdiri dari 1.608 ton kategori terukur, 6.456 ton terindikasi, 2.648 ton kategori tereka, dan 14.727 ton hipotetik. Menurut Ngadenin, penyelidikan keberadaan mineral Uranium di Kalimantan bermula pada 1970 dan bekerja sama dengan CEA Prancis. Pada 1974, eksplorasi dilakukan di Kalan. Eksplorasi berlanjut ke Melawi-Mahakam hingga 1977.

Selain Uranium, penyelidikan juga menemukan mineral radioaktif lain yaitu Kalium dan Thorium di Kalbar. Thorium dikenali keberadaannya bersama Zirkonn, Ilmenit, dan mineral berat lainnya. Keberadaannya berada pada endapan plaser sungai atau pantai. Lokasinya seperti di Kabupaten Ketapang, Nanga Tayap, Tumbang Titi, dan Marau.

“Thorium ini penting. Merupakan sumber energi nuklir utama di masa depan karena memiliki banyak keunggulan dibanding Uranium seperti kelimpahan hingga lima kali lipat,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Batan Dr Djarot Wisnubroto mengatakan Indonesia mengandung sedikitnya 60 ribu ton Uranium. Selain Kalbar, wilayah potensial Uranium yaitu Kalimantan Timur, Bangka Belitung, Sulawesi Barat, dan Papua.

Namun, ujarnya, penambangan mineral radioaktif tak dapat dilakukan secara komersial. Sebab, tak ada peraturan yang membolehkannya.

“Jadi kalaupun ada PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) pun kita tetap mengimpor Uranium seperti juga banyak negara lain yang memiliki deposit Uranium besar, namun tetap mengimpor. Jadi kita simpan saja untuk generasi yang akan datang. Kebetulan harga Uranium masih murah,” ujarnya.(Ant)
http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2014/08/15/277943/batan-persediaan-uranium-di-kalbar-lebih-25-ribu-ton
Bisa dibilang uranium ini adalah sumber daya energi masa depan yang sangat potensial untuk menggantikan peran dari minyak dan gas bumi. Sebagai geologist maka sudah menjadi kewajiban untuk ikut membantu eksplorasi uranium ketika pemerintah membutuhkan. Jangan sampai kejadian Freeport terulang kembali. Perizinan yang dimulai pada tahun 70 an itu malah membawa sengsara saat ini. Sumber daya alam kita yang melimpah malah dikeruk oleh bangsa asing.
Fakta keberadaan uranium di Indonesia sudah seharusnya mendorong ahli geologi untuk meneliti dan memperkirakan berapa cadangan uranium seacra keseluruhan di Indonesia. Daerah daerah yang belum dieksplorasi sebaiknya disimpan dan jangan sampai di ketahui oleh asing. Walaupun hal itu sulit karena sebenarnya jauh sebelum kemampuan ahli geologi kita sehebat sekarang zaman dahulu sudah banyak geologist asing yang memetakan daerah kita.
Tentu saja geologi tidak hanya berbicara tentang sumber daya alam seperti mineral namun juga sumber daya energi dan lingkungan. Untuk sumber daya energi sepertinya akan lebih sulit karena cadangan minyak indonesia saat ini telah menipis. Yang harus digaris bawahi adalah walaupun terdapat kemungkinan keberadaan migas di bawah permukaan bumi namun jika tidak ekonomis untuk di eksploitasi maka kemungkinan besar tidak akan di proses lebih lanjut.
Dahulu Indonesia memiliki cadangan minyak terbukti dan ekonomis hingga 27 miliar barrel, namun sudah diproduksi sekitar 22,9 miliar barrel. Sehingga tersisa 3,7 miliar barrel. Diperkirakan, cadangan tersebut akan bertahan sekitar 10 tahunan lagi (dari tahun 2015). Meski demikian, Indonesia sebenarnya masih punya 43,7 miliar barrel cadangan minyak, namun dibutuhkan eksplorasi berbiaya dan berteknologi sangat tinggi.
Meskipun begitu bukan berarti geolog-geolog muda dapat khawatir. Karena justru itu menjadi tantangan bagi ahli berbagai disiplin ilmu bagaimana memnafaatkan cadangan minyak yang belum potensial tersebut.
Bidang lain yang seringkali dipandang sebelah mata bagi geolog adalah Geologi Lingkungan. Kondisi terkini Indonesia dalam hal kebencanaan masih kurang terutama dalam penanggulangan. Yang paling sederhana adalah bencana tanah longsor.
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut. Air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia, yaitu: lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng India-Australia yang bergerak saling menumbuk. Akibat tumbukan antarlempeng tersebut, maka terbentuk daerah penunjaman yang memanjang di sebelah barat Pulau Sumatera, sebelah selatan Pulau Jawa hingga ke Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara, sebelah utara Kepulauan Maluku, dan sebelah utara Papua. Konsekuensi lain dari tumbukan tersebut adalah terbentuknya palung samudera, lipatan, punggungan danpatahan di busur kepulauan, sebaran gunungapi, dan sebaran sumber gempa bumi.Gunungapi yang ada di Indonesia berjumlah 129 atau 13 persen dari jumlah gunungapi aktif dunia. Dengan demikian Indonesia rawan terhadap bencana letusan gunungapi dan gempa bumi. Di beberapa pantai, dengan bentuk pantai sedang hingga curam, jika terjadi gempa bumi dengan sumber di dasar laut atau samudera dapat menimbulkan gelombang tsunami.
Jenis tanah pelapukan yang sering dijumpai di Indonesia adalah hasil letusan gunung api. Tanah ini memiliki komposisi sebagian besar lempung dengan sedikit pasir dan bersifat subur. Tanah pelapukan yang berada di atas batuan kedap air pada perbukitan/punggungan dengan kemiringan sedang hingga terjal, berpotensi mengakibatkan tanah longsor pada musim hujan dengan curah hujan berkuantitas tinggi. Jika perbukitan tersebut tidak ada tanaman keras berakar kuat dan dalam, maka kawasan tersebut rawan bencana tanah longsor.
Terdapat beberapa gejala tanah yaitu :
• Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.
• Biasanya terjadi setelah hujan.
• Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
• Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan. Ancaman tanah longsor biasanya terjadi pada bulan November, karena meningkatnya intensitas curah hujan. Musim kering yang panjang menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar, sehingga mengakibatkan munculnya pori-pori atau rongga-rongga dalam tanah, yang mengakibatkan terjadinya retakan dan rekahan permukaan tanah.

Pada waktu turun hujan, air akan menyusup ke bagian tanah yang retak sehingga dengan cepat tanah akan mengembang kembali. Pada awal musim hujan dan intensitas hujan yang tinggi biasanya sering terjadi kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat. Hujan lebat yang turun pada awal musim dapat menimbulkan longsor, karena melalui tanah yang merekah air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral. Dengan adanya vegetasi di permukaannya akan mencegah terjadinya tanah longsor, karena air akan diserap oleh tumbuhan dan akar tumbuhan juga akan berfungsi mengikat tanah. Lereng atau tebing yang terjal terbentuk akan memperbesar gaya pendorong.
Masalah tanah longsor ini ibarat masalah pelik yang sering menghantui penduduk yang tingga didaerah lereng gunung. Dibutuhkan pengertian dan pemberian informasi yang valid kepada warga agar jatuhnya korban jiwa dapat dihindari. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menanggulanginya dan itu dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu pra kejadian, saat kejadian, dan pasca kejadian.
1) Pra Kejadian
Sebelum kejadian tanah longsor berlangsung dapat dilakukan pemetaan geologi untuk mengidentifikasi kondisi daerah rawan bencana. Biasanya keberadaan struktur geologi akan memberikan dorongan untuk terjadinya pergerakan massa. Selain itu dengan data geologi yang sudah diambil kita dapat memberi rekomendasi kepada pihak terkait tentang daerah mana saja yang mesti dihindari untuk dimukimi. Apabila terdapat rumah yang terletak di sekitar lereng maka dapat dianjurkan untuk direlokasi karena meskipun sudah dibangun penahan dan teras siring, kedua hal tersebut hanya sebagai penghambat dan tidak menjamin sepenuhnya tidak akan terjadi pergerakan massa. Apalagi jika kandungan fluida dalam lapisan batuan penyusun lereng cukup tinggi. Sifat fluida sebagai agen erosi adalah berusaha untuk mencapai equilibrium level. Equilibrium level adalah paras dimana sudah tidak terjadi erosi dalam hal ini termasuk pergerakan fluida sebagai agen erosi. Selain itu kita bisa memberikan sosialisasi tentang tanda-tanda akan terjadinya pergerakan massa seperti yang telah disebutkan pada penjelasan tentang tanah longsor diatas.

2) Saat kejadian
Saat kejadian berlangsung sebenarnya tidak banyak hal yang bisa dilakukan. Berbeda dengan Tsunami dan Gempa bumi yang memiliki rentang waktu kejadian, tanah longsor berlangsung sekejap karena pengaruh gravitasi. Karena itu langkah paling efektif adalah pencegahan agar tidak jatuh korban jiwa yaitu dengan memaksimalkan langkah-langkah pra kejadian.
3) Pasca Kejadian
Kelemahan sistem kebencanaan di Indonesia adalah baru tanggap setelah terjadi kejadian yang merenggut banyak korban jiwa. Langkah-langkah yang harusnya dilakukan pada saat pra kejadian malah dilakukan setelah kejadian. namun untuk hal yang harus dilakukan setelah kejadian teruatama adalah dengan mewaspadai terjadinya longsor susulan. Bagaimanapun dalam pergerakan massa terutama yang terjadi saat hujan seringkali meluncur diatas bidang gelincir. Bidang gelincir itu sendiri juga berpotensi untuk bergerak dan menjadi longsor susulan.
Setelah membahas tentang Sumber Daya Mineral berupa Uranium, Perkembangan eksplorasi minyak bumi saat ini, dan pengenalan dan pencegahan tentang longsor, sekarang tiba saat kita mengambil benang yang mengaitkan tiga contoh masalah tentang geologi tersebut. Benangnya adalah ketiga-tiganya membutuhkan kemampuan geologi yang mumpuni dan juga kemauan untuk memberikan perubahan. Sebagai tambahan Penelitian geologi membutuhkan dana yang besar dan seringkali Pemerintah agak abai karena kekurangan dana, katanya. Akhirnya Pemerintah mengundang investor asing untuk datang dan diajak bekerjasama mengelola SDA yang ada. Padahal sesungguhnya SDA jika ingin digunakan sebesar-besarnya untuk kemamkmuran rakyat maka data-data SDA termasuk dalam data rahasia. Jika asing sampai tahu maka mereka akan melakukan segala upaya bagaimana mengeruk kekayaaan bumi Indonesia dengan biaya dan bagi keuntungan kepada pemerintah sekecil-kecilnya. Ahli geologi secara umum adalah yang bergerak berdasarkan keberadaan proyek. Tidak ada gunanya ahli geologi siap untuk membantu tapi tidak ada sokongan dana. Pada akhirnya banyak ahli dengan ilmu yang ekspert memilih bekerja dengan perusahaan asing. Dengan dukungan dari perintah diharapkan akan lebih banyak lagi penelitian yang ditindak lanjuti. Bagaimanapun penelitian ilmiah masih lebih jujur dibandingkan dengan bisnis. Potensi yang ada sebenarnya melimpah. Saat ini bukan saatnya berkata Indonesia kekurangan ahli. Banyak ahli kita yang malah berkarya dan berkarir di laur negeri. Apabila ingin diadakan perubahan maka sudah saatnya dilakukan dari sekarang. Indonesia adalah negara kaya namun jangan sampai kekayaaan itu dicuri orang. Tidak ada kata terlambat untuk berubah namun tidak berguna berubah bila semua sudah terlambat.

Daftar Pustaka :
https://id.wikipedia.org/wiki/Geologi
http://ptfi.co.id/id
http://ptfi.co.id/id/media/news/grasberg-mining-process-track-record
Bagaimana Uranium Terbentuk dan Bersembunyi ?
http://geologi.iagi.or.id/wp-content/uploads/2011/07/ndaru-5.png(……gambar……)
http://www.batan.go.id/ensiklopedi/03/01/01/02/03-01-01-02.html
http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2014/08/15/277943/batan-persediaan-uranium-di-kalbar-lebih-25-ribu-ton
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/09/07/073500026/Cadangan.Minyak.Indonesia.Tinggal.3.7.Miliar.Barrel
http://www.esdm.go.id/berita/42-geologi/1162-faktor-faktor-penyebab-tanah-longsor.html?tmpl=component&print=1&page=
http://www.esdm.go.id/berita/42-geologi/1162-faktor-faktor-penyebab-tanah-longsor.html?tmpl=component&print=1&page=
http://p2mb.geografi.upi.edu/Landslide.html

Longsor

Perilaku Hidup Sehat Sebagai Mahasiswa, Bahaya Narkoba dan Merokok

Mahasiswa adalah generasi muda bangsa yang sangat diharapkan memiliki kualitas untuk memimpin negara di masa depan. Namun jika sejak muda sudah memiliki berbagai masalah kesehatan maka potensi yang ada dalam setiap diri mahasiswa tidak dapat berkembang secara maksimal. Seringkali mahasiswa hanya berfikir tentang bagaimana menjadi yang terbaik di akademik, atau paling berkontribusi di organisasi, tanpa memperhatikan kesehatan. Dua hal yang paling sederhana adalah bagaiman pola makan dan tidur mahasiswa yang tidak teratur. Seringkali kita mendengar tentang ungkapan bahwa terdapat 3 utama yang dikerjakan oleh mahasiswa yaitu akademik, organisasi, dan istirahat (tidur). Banyak yang mengutamakan dua hal pertama dan mengecilkan peran istirahat dengan dalih masih muda harus banyak organisasi agar dapat link dan dapat mengembangkan diri. Disamping organisasi juga harus belajar agar IPK bagus dan memenuhi syarat beasiswa.
Saya pernah mendapat nasehat dari ibu. “Tidak ada guna kamu pintar ( Sukses Akademik ) dan Banyak teman ( Organisasi ) kalau kamu sakit. Apakah kepintaranmu akan mengobatimu? Apakah temanmu akan mengobatimu? Okelah mungkin mereka akan menjengukmu satu dua kali tapi sebagian besar waktu dan biaya siapa yang akan menanggung? Pada akhirnya keluargamu sendiri. Karena itu jangan korbankan dirimu sendiri demi 2 hal yang belum tentu membantumu hingga tuntas.” Menurut saya pendapat yang dikemukakan oleh ibu saya seakan kita ini egois namun sebenarnya tidak. Saya dianjurkan untuk tidak lupa istirahat dan berolahraga, menjaga pola makan, dan melakukan semuanya dengan teratur. Kalau kita sakit siapa yang akan menanggung? Keluarga kita pastinya. Dengan kata lain apa yang kita anggap sebagai tindakan yang tidak egois sesungguhnya adalah tindakan egois kita terhadap keluarga. Sebelum kita memberikan banyak hal bagi orang lain terlebih dahulu kita harus memberikan sesuatu pada keluarga kita. Ingat balas budi terhadap kedua orang tua, itu adalah yang pertama kali harus dilakukan.
Apabila di awal ini kita sudah membahas tentang apa yang biasa dilakukan oleh mahasiswa normal dan baik-baik maka saat ini kita membahas tentang yang tidak baik yaitu bahaya merokok dan narkoba. Apabila dilihat dari jumlahnya sebenarnya persentase mahasiswa yang merokok jauh lebih besar daripada yang memakai narkoba. Sebagai contoh di angkatan penulis sendiri bisa dibilang 30-40 dari 90 mahasiswa laki-laki adalah perokok. Namun penulis belum menemukan teman yang memakai narkoba. Bukan maksud untuk menjelekkan namun biasanya di jurusan yang tidak sibuk apalagi yang universitasnya tidak terlalu bagus maka jumlah perokok akan bertambah lebih banyak. Untuk narkoba sulit dideteksi karena apabila ketahuan secara umum akan beresiko penjara, berbeda dengan merokok.
Pertama masri kita membahas tentang narkoba. Narkoba atau Narkotika dan Obat-obatan terlarang (NARKOBA) atau Narkotik, Psikotropika, dan Zat Aditif (NAPZA) adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi.
Narkotika menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika, yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Psikotropika yaitu zat atau obat, baik alami maupun sintesis bukan narkotik yang berkhasia psikoaktif melalui pengaryh selektif pada susunan saraf dan menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
Di bawah ini merupakan jenis – jenis narkoba Antara lain :
A. Opium (Heroin, Morfin)
Berasal dari kata opium, jus dari bunga opium. Opium disaripatikan dari opium poppy (papaver somniferum) dan disuling untuk membuat morfin, kodein, dan heroin. Opium digunakan berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit (mencegah batuk, diare, dll).
Gejala gejala yang ditimbulkan dari penggunaan opium :
1. Perasaan tenang dan bahagia
2. Acuh tak acuh (apatis)
3. Malas bergerak
4. Mengantuk
5. Rasa mual
6. Bicara cadel
7. Pupil mata mengecil (melebar jika overdosis)
8. Gangguan perhatian/daya ingat
B. Ganja
Ganja dikenal dapat memicu psikosis, terutama bagi mereka yang memiliki latar belakang (gen). Ganja juga bisa memicu dan mencampuradukkan antara kecemasan dan depresi
Gejala yang ditimbulkan dari penggunaan ganja:
1. Rasa senang dan bahagia
2. Santai dan lemah
3. Acuh tak acuh
4. Mata merah
5. Nafsu makan meningkat
6. Mulut kering
7. Pengendalian diri dan konsentrasi kurang
8. Depresi dan sering menguap/mengantuk

C. Amfetamin (shabu, ekstasi
Ecstasy (methylen dioxy methamphetamine)/MDMA adalah salah satu jenis narkoba yang di buat secara ilegal di sebuah laboratorium dalam bentuk tablet. Ekstasi akan mendorong tubuh untuk melakukan aktivitas yang melampaui batas maksimum dari kekuatan tubuh itu sendiri. Kekurangan cairan tubuh dapat terjadi sebagai akibat dari pengerahan tenaga yang tinggi dan lama, yang sering menyebabkan kematian.
Gejala-gejala dari penggunaan amfetamin:
1. Kewaspadaan meningkat
2. Bergairah
3. Rasa senang/bahagia
4. Pupil mata melebar
5. Denyut nadi dan tekanan darah meningkat
6. Susah tidur/insomnia
7. Hilang nafsu makan

D. Kokain
Kokain adalah salah satu zat adiktif yang sering disalahgunakan. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman belukar ini biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek stimulan, seperti untuk meningkatkan daya tahan, stamina, mengurangi kelelahan, rasa lapar dan untuk memberikan efek euforia.
Gejala yang ditimbulkan dari penggunaan kokain:
1. Gelisah dan denyut nadi meningkat
2. Euforia/rasa gembira berlebihan
3. Banyak bicara dan kewaspadaan meningkat
4. Kejang dan tekanan darah meningkat
5. Berkeringat dan mudah berkelahi
6. Penyumbatan pembuluh darah
7. Distonia (kekakuan otot leher)

Penyalahgunaan Narkoba
Bahaya penyalahgunaan narkoba sangat besar, bukan hanya merusak tubuh, tetapi juga masa depan. Penyalahgunaan narkoba mengakibatkan rusaknya organ tubuh selain itu juga menimbulkan penyakit yang berbahaya sulit untuk di sembuhkan, seperti kanker, paru-paru rusak, HIV/AIDS, hepatitis, bahkan penyakit jiwa. Dan yang lebih berbahaya lagi adalah saat si pengguna mulai melakukan tindakan apapun meski sudah termasuk kriminalitas demi mendapat narkoba. Misal dengan mencuri, membunuh, merampok, mencopet, dan sebagainya.

FAKTOR PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Faktor yang mendorong
1. Pengendalian diri yang lemah sehingga tidak mampu menghadapi godaan yang seringkali diawali dari teman
2. Kondisi kehidupan keluarga yang buruk akan membuat komunikasi tidak berjalan lancar sehingga ketika misal seorang anak ditawari narkoba dan diajak hidup rusak maka si anak akan menuruti temannya karena tidak menemukan kenyamanan dan sosok yang bisa dipercaya di keluarga. Hal ini juga berlaku bagi mahsiswa apalagi yang jauh dari keluarga. Tanpa komunikasi yang baik akan membuat mahasiswa mudah terjerumus dalam dunia hitam.
3. Temperamen sulit dikendalikan sehingga sulit untuk dinasehati ketika berbuat hal yang tidak baik
4. Suka menyendiri dan memberontak, hal ini berkaitan dengan komunikasi. Orang-orang yang suka menyendiri seringkali menjadi target pengedar untuk menjadi korban utama. Salah satu caranya dengan baerbuat baik seolah-olah si pengedar benar-benar tulus ingin berteman dengan si penyendiri. Apalagi bagi anak kos yang jauh dari pengawasan orang tua.
5. Memiliki prestasi akademik yang rendah bukan berarti disebabkan melakukan tindakan yang buruk, bisa saja karena si mahasiswa memang tidak mampu mengikuti kuliah dengan baik. Namun kemungkinan lainnya adalah terlalu banyak melakukan hal buruk misal pesta narkoba, miras, sex, dsb.
6. Tidak diterima di kelompok dan berteman dengan pemakai. Hal ini akan sangat efekti bila si korban penyendiri. Karena itulah dibutuhkan pemahaman yang baik tentang buruknya narkoba agar kita bisa menghindari teman yang mengajak kepada keburukan.

Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
1. Jangan pernah untuk mencoba-coba menggunakan narkotika, kecuali atas dasar pertimbangan medis atau dokter.

2. Mengetahui akan berbagai macam dampak buruk narkoba. Hal ini dapat dilakukan dengan mempelajari jenis-jenis narkoba dan efeknya bagi tubuh.
3. Memilih pergaulan yang baik dan jauhi pergaulan yang bisa mengantarkan kita pada penyalahgunaan narkotika. Untuk mengetahui pergaulan yang baik minimal adalah yang sesuai dengan agama atau yang banyak mengadakan kegiatan keagamaan.
4. Memiliki kegiatan-kegiatan yang positif, berolahraga atau pun mengikuti kegiatan kegiatan organisasi yang memberikan pengaruh positif baik kepada kita.
5. Selalu mengingatkan kepada teman dan diri sendiri bahwa ancaman hukuman untuk penyalahgunann Narkoba, apalagi bagi pengedar Narkoba adalah Lembaga Pemasyarakatan (Penjara)

6. Gunakan waktu dan tempat yang aman, jangan keluyuran malam-malam. Bersantailah dengan keluarga, berkaraoke, piknik, makan bersama, masak bersama, beres-beres bersama nonton bersama keluarga.
7. Bila mempunyai masalah maka cari jalan keluar yang baik dan jangan jadikan narkoba sebagai jalan pelarian.

Berikunya kita akan membahas tentang merokok. Rokok yang dulu seringkali diidentikkan dengan simbol kejantanan,bahkan pada kalangan tertentu dengan simbol kemapanan, seiring waktu semakin menunjukkan kecenderungan bergeser untuk tidak lagi menjadi simbol siapa pun atau jenis kelamin apapun. Rokok telah menjadi lebih sebagai kebutuhan yang relatif permanen daripada sekedar trend sesaat.
Merokok sebagai salah satu sumber penyakit dan kematian yang sebenarnya dapat dicegah. Pada negara maju jumlah perokok mengalami penurunan dengan semakin meningkatnya kesadaran bahaya merokok, namun di negara berkembang justru mengalami kenaikan. Posisi Indonesia pada tingkat dunia adalah ketiga dalam jumlah perokok, kelima dalam jumlah batang rokok yang dikonsumsi. Jumlah pabrik rokok terbanyak mencapai 3800, sedangkan perokok usia muda semakin meningkat.

Industri rokok tidak akan pernah berhenti bergerilya mencari celah bagaimana memasyarakatkan rokok. Bahkan industri rokok sudah mulai berani untuk mencoba bekerjasama dengan perguruan tinggi misal dengan kedok memberikan sponsor terhadap suatu acara. Untuk itu, perguruan tinggi sebagai institusi pencerdasan bangsa harus dapat memulai gerakan kampus bebas rokok. Tujuan yang ingin dicapai adalah mengurangi konsumsi rokok dengan menciptakan lingkungan yang mendorong perokok untuk mengurangi rokok bahkan berhenti sama sekali dari merokok. Dan yang paling penting adalah mencegah orang untuk tidak memulai merokok, membangun budaya kampus sehat, dan mempromosikan masa depan generasi muda yang bebas rokok.
Dari kampuslah didorong mengubah cara pandang bahwa tidak merokok adalah investasi. Pimpinan universitas dapat menetapkan kampus sebagai area bebas rokok (ada pengaturan area merokok) dan tidak mengizinkan semua bentuk iklan rokok, promosi dan penjualan rokok bahkan menolak segala bentuk sponsor rokok dan kerjasama dalam bentuk apapun dengan perusahaan rokok, termasuk yayasan-yayasan yang dibentuk perusahaan rokok untuk perbaikan citranya (beasiswa atau awards) di lingkungan kampus.

Penetapan kampus bebas rokok sangat tepat dimulai pada saat penerimaan mahasiswa baru. Mahasiswa yang lolos seleksi di perguruan tinggi negeri harus menandatangani kontrak tidak merokok selama masa studinya. Diperlukan kearifan pimpinan untuk menciptakan kawasan lingkungan kampus yang sehat, nyaman, bersih dari asap rokok dan iklan rokok, sehingga diharapkan kampus dapat melahirkan generasi muda yang sehat, kreatif dan bebas rokok.
Faktanya di beberapa sudut kampus masih ada tempat yang digunakan untuk merokok. Bahkan kalaupun tidak merokok, mahasiswa dapat menyulut rokok di luar kampus entah itu di kampus, burjo, kontrakan/kos, dan sebagainya terutama ketika nongkrong bersama. Hal ini menunjukkan meskipun mahasiswa sudah didorong untuk tidak merokok faktanya tetap banyak yang merokok.
Terdapat berbagai cara untuk mencegah mahasiswa menjadi perokok, antara lain :
1. Hindari Berkumpul Dengan Teman-teman Perokok
Mungkin banyak dari teman-teman kita yang sudah merokok. Kitaboleh saja berteman dengan mereka, namun usahakan kita tidak berkumpul saat teman-teman merokok. Cukup kita bersikap baik dan berteman sewajarnya saja. Meski begitu sebenarnya tidak semua lingkungan perokok itu jahat dan menjerumuskan. Sebagai contoh di angkatan penulis meski banyak yang merokok namun tidak pernah menawari teman yang tidak merokok untuk merokok. Mereka sendiri sebenarnya sadar kalau sedang dalam kecanduan.
2. Jangan Malu Untuk Mengatakan Bahwa Kita Bukan Perokok
Banyak dari kita akan malu ketika menolak tawaran merokok. Walaupun mungkin teman penulis cukup baik dengan tidak menawari merokok namum di luar sana pasti banyak yang tidak sebaik itu. Apalagi jika lingkungannya cukup buruk dan liar. Karena itu diusahakan untuk menghindari teman yang memang pekerjaannya melanggar aturan kampus karena orang seperti itu biasanya adalah perokok dan akan mengajak orang lain untuk merokok.

3. Sadar Akan Bahaya Rokok
Tanamkan pada diri sendiri bahwa merokok itu memang akan memberikan dampak yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Dengan cara itu anda dapat lebih menjaga diri dari pengaruh-pengaruh yang diberikan oleh teman. Namun yang harus diwaspadai adalah jangan pernah sekali-kali mencoba. Penulis yakin hampir seluruh perokok teruatama mahasiswa sebagai manusia yang berpendidikan sadar betul akan bahaya rokok, namun kenapa mereka tetap melakukannya? Itu karena mereka sudah kecanduan. Sama seperti orang yang suka mencuri. Walaupun sudah mengerti bahwa mencuri itu dosa namun tetap saja dilakukan karena sudah terbiasa dan kecanduan. Terkadang hawa nafsu itu bisa jauh lebih kuat dari akal sehat.

4. Perbanyak Melakukan Hal-hal Positif
Merokok banyak dilakukan karena sesorang sedang santai dan tidak melakukan aktivitas. Jika aktivitas kita padat maka kesempatan untuk merokok juga akan berkurang. Kita dapat melakukan kegiatan-kegiatan postif seperti olah raga, membaca, atau melakukan kegiatan lain yang kita senangi. Meskipun begitu hal tersebut tidak menjamin kita tidak terdorong untuk merokok. Seringkali dijumpai di tempat futsal setelah bermain mahasiswa akan merokok sambil merilekskan diri. Pada akhirnya semua kembali pada diri sendiri yaitu kesadaran dan kemauan untuk tidak merokok.
Sebagai mahasiswa yang hidup jauh dari tempat asal akan memiliki kebebesan untuk menentukan kegiatan apa yang ingin diikuti. Apabila tidak didasari dengan iman dan kesadaran yang kuta maka mahasiswa akan rentan untuk jatuh dalam pergaulan yang salah. Dengan berkumpul bersama orang-orang yang baik niscaya kita sebagai mahasiswa pun akan terdorong untuk menjadi baik.

Daftar Pustaka :
REMAJA DAN PERMASALAHANNYA :BAHAYA MEROKOK,PENYIMPANGAN SEKS PADA REMAJA, DAN BAHAYA PENYALAHGUNAAN MINUMAN KERAS/NARKOBA
http://dedihumas.bnn.go.id/read/section/artikel/2014/03/10/929/pengertian-narkoba
http://www.newsfarras.com/2015/05/cara-pencegahan-penyalahgunaan-narkoba.html
Makalah MENGATASI PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR
http://www.kompasiana.com/setyodwinugroho/kebiasaan-merokok-perlu-ditinggalkan-oleh-mahasiswa-di-fakultas-ilmu-sosial-universitas-negeri-yogyakarta_55288b316ea8348d078b4590
http://www.kompasiana.com/juanita/kampus-bebas-rokok_5500ef02a33311e5725125c7
http://www.kompasiana.com/vitoaryapratama/cara-efektif-berhenti-merokok-di-kalangan-remaja_54f96229a33311ef048b4d16

Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan

Mahasiswa adalah “maha” siswa, yaitu seorang siswa yang telah mencapai tingkat lebih tinggi lagi. Mahasiswa adalah seseorang yang sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi. Mahasiswa adalah seseorang yang memiliki potensial dalam memahami perubahan dan perkembangan di dunia pendidikan dan lingkungan masyarakat. Yang memiliki posisi dan peran sebagai agent of change, social controler, dan the future leader.
Bukan zamannya lagi mahasiswa untuk sekedar menjadi pelaku pasif atau menjadi penonton dari perubahan sosial yang sedang dan akan terjadi tetapi mahasiswa harus mewarnai perubahan tersebut dengan warna masyarakat yang akan dituju dari perubahan tersebut yaitu masyarakat yang adil dan makmur. Mahasiswa harus menjadi agen pemberdayaan setelah perubahan yang berperan dalam pembangunan fisik dan non fisik sebuah bangsa yang kemudian ditunjang dengan fungsi mahasiswa selanjutnya yaitu social control, kontrol budaya, kontrol masyarakat, dan kontrol individu sehingga menutup celah-celah adanya ketimpangan. Mahasiswa bukan sebagai pengamat dalam peran ini, namun mahasiswa juga dituntut sebagai pelaku dalam masyarakat, karena tidak bisa dipungkiri bahwa mahasiswa merupakan bagian masyarakat. Idealnya, mahasiswa menjadi panutan dalam masyarakat, berlandaskan dengan pengetahuannya, dengan tingkat pendidikannya, norma-norma yang berlaku disekitarnya, dan pola berpikirnya.
Secara garis besar ada empat peran yang harus dipikul oleh mahasiwa. Keempat peran ini adalah peran yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh mahasiswa. Keempat peran itu, adalah:
Agent of change
Mahasiswa berperan di dalam melakukan perubahan terhadap kondisi bangsa. Saat ini bangsa kita sedang mengalami kondisi terpuruk. Dari segi ekonomi kita melihat masih banyak rakyat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kesenjangan antara si Kaya dan si Miskin sangat jelas sekali terlihat. Yang kaya sibuk memperkaya diri sendiri sementara yang miskin harus berjuang keras untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka. Dari segi politik, kita melihat banyak pejabat yang melakukan korupsi. Mereka sibuk untuk memperkaya diri sendiri dan melupakan amanahnya untuk mensejahterakan rakyat. Bagaimana ingin menyejahterakan rakyat sementara uang rakyat saja mereka curi. Sungguh ironi memang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan sumber daya alam yang dimilikinya tetapi untuk mensejahterakan kehidupan rakyat saja, negara ini belum mampu untuk melakukannya. Untuk itu mahasiswa sebagai agent of change diharapkan dapat membuat perubahan terhadap bangsa ini.
Iron Stock
Iron stock merupakan peranan mahasiswa yang tidak kalah penting, dengan idealisme yang dimilikinya membuat mahasiswa menjadi tangguh untuk menggantikan generasi-generasi sebelumnya. Mahasiwa adalah aset yang penting di dalam melakukan pergerakan dan perubahan. Tentunya di dalam menjalankan peran ini mahasiswa harus memiliki skill yang di dapat dari pengalaman organisasi di kampus dan mahasiswa harus memiliki akhlak mulia agar ilmu yang ia dapat dapat dipergunakan untuk melakukan hal-hal yang baik.
Social control
Mahasiswa berperan dalam melakukan kontrol ketika melihat adanya gejala yang tidak beres di tengah-tengah masyarakat. Mahasiswa yang akan mengontrol perilaku pemerintah yang bertentangan dengan Undang-undang dan merugikan masyarakat. Kontrol yang dilakukan oleh mahasiswa bisa saja dalam bentuk demonstrasi. Selama ini orang berpandangan negatif terhadap mahasiswa yang melakukan demo. Padahal demo yang dilakukan oleh mahasiswa itu hanya semata-mata untuk membela kepentingan rakyat. Siapa lagi yang akan membela dan menjadi garda terdepan dalam pergerakan untuk rakyat kalau bukan mahasiswa yang notabene juga berasal dari rakyat. Tentunya demo yang dilakukan oleh mahasiswa harus mengindahkan norma-norma yang ada sehingga demo dapat berjalan dengan tertib dan damai. Selain dengan demonstrasi, mahasiswa juga dapat melakukan kontrol sosialnya dengan jalan diskusi dan melakukan kajian. Namun cara seperti apa yang tepat untuk melakukan kontrol sosial, itu dikembalikan kepada diri masing-masing mahasiswa.
Moral Force
Mahasiswa dituntut untuk memiliki akhlak yang baik, karena mahasiswa berperan sebagai teladan di tengah-tengah masyarakat. Segala tingkah laku mahasiswa akan diamati dan dinilai oleh masyarakat. Untuk itu mahasiswa harus pandai menempatkan diri dan hidup berdampingan di tengah-tengah masyarakat.
Pada kenyataannya mahasiswa saat ini seakan lupa siapa dirinya dan untuk apa mereka dikuliahkan. Kaum minoritas berintelektual ini sebenarnya merupakan tulang punggung pembangun bangsa dan negara menuju perubahan yang lebih baik. Sedikit kita melihat sejarah perubahan bangsa, dimana motor penggerak utamanya adalah mahasiswa seperti kemerdekaan Indonesia yang tidak lepas dari peranan kaum muda dan mahasiswa, peralihan orde lama ke orde baru dan yang terakhir adalah reformasi 1998 yang meruntuhkan orde baru. Namun pola pikir semacam ini kadang tidak dipahami oleh seorang mahasiswa yang kadang menganggap pola pikir semacam ini sebagai pola pikir yang “Berat”. Negara sudah ada yang memikirkan, mengapa kita ikut berpikir tentang negara, begitulah gampangannya sedikit pola pikir yang ada saat ini.

Pola pikir yang semacam ini wajar adanya karena memang perubahan zaman yang luar biasa pada saat ini. Tidak dapat dipungkiri memang perjuangan mahasiswa dulu dan sekarang berbeda. Zaman dulu secara jelas yang harus dihadapi seperti penjajah, penguasa orde lama atau penguasa orde baru. Zaman saat ini lawan yang dihadapi adalah hal yang abstrak, hedonisme dan apatisme. Paham-paham seperti ini semakin tumbuh berkembang dalam diri mahasiswa seiring dengan pencarian jati dirinya. Bahkan sampai dengan saat ini masih ada mahasiswa yang bingung tentang jati dirinya dan kebingungan dalam menentukan arah hidup selanjutnya. Mahasiswa yang kebingungan tersebutlah mayoritas banyak yang terjebak dalam pusaran hedonisme yang pasti berpusat pada hura-hura dan sifat kosumtif. Memenuhi kepuasaan pribadi seakan membudaya. Shopping, clubbing, narkoba, free sex mewarnai kehidupan mahasiswa saat ini.

Hal-hal semacam itulah yang identik dengan mahasiswa saat ini. Sebenarnya mencari kesenangan itu wajar saja asalkan jangan berlebihan. Batas kelebihan itu dapat dilihat dari batas kewajaran yang ada dimasyarakat. Memang kita sebagai mahasiswa terkadang jenuh dengan hal-hal yang terus dipenuhi dengan agenda akademik. Tapi kejenuhan semacam itu dapat disalurkan ke hal-hal yang lebih positif, contohnya ikut dalam organisasi sebagai ajang bersosialisasi. Organisasi juga dapat membentuk pola pikir kita menjadi lebih kritis dan progresif dalam bentuk menulis, membaca atau berdikusi. Relaksasi (pacaran, berkaroke, nonton dibioskop, jalan-jalan bersama teman) itupun juga perlu untuk menyegarkan pikiran agar tidak terlalu tertekan dan frustasi dengan kegiatan sehari-hari, hal itupun manusiawi karena memang setiap orang butuh sedikit intermezzo hiburan tapi tetap kembali ke awal tadi, seorang mahasiswa harus mengerti batas-batas kewajaran dalam mencari kesenangan hidup dan tetap berpegang teguh pada ajaran agama.

Semua mahasiswa dari segala cabang keilmuan seharusnya sadar bahwa ia merupakan calon-calon pemimpin bangsa sebagai agent of change di masyarakat dan dapat resisten terhadap berbagai macam godaan hedonisme yang ada saat ini. Mahasiswa yang sadar pasti akan merasakan bahwa bangku kuliah yang dia enyam saat ini merupakan “The real education”, pendidikan yang penuh warna dan pertarungan pembentukan jati diri yang dinilai dengan intelektualitas cara berpikir. Mahasiswa yang baik juga seharusnya mampu berpikir secara rasional-sistematis, tidak hanya berpikir spontan tanpa memikirkan akibat yang ditimbulkan nantinya atas tindakan yang diambil contohnya tawuran antar mahasiswa di Jakarta dan Makassar. Apakah hal yang seperti itu dapat dikatakan sebagai kaum intelektual muda calon pemimpin bangsa yang mengedepankan otot dari pada otak ? Memang ironis jika ditelaah ulang.

Kemudian ada sebuah realita yang saat ini membudaya dikalangan muda, Mahasiswa yang seharusnya up to date news atau isu-isu nasional saat inipun kadang terbalik malah hanya up to date status di Twitter atau Facebook. Hal seperti ini jika dipikir ulang memang aneh namun merupakan sebuah realita yang ada saat ini. Tapi penilaian penulis secara umum terhadap hal seperti ini wajar karena memang mahasiswa merupakan jiwa muda yang ingin selalu mengekspresikan hati, pikiran dan perasaannya melalui berbagai macam media. Dan tidak sepenuhnya dalam jejaring sosial tersebut semua bernilai negative ada juga hal positifnya. Ekspresi-ekspresi yang ditimbulkan tadi sebenarnya merupakan buah dari kekuatan yang dimiliki oleh setiap mahasiswa, antara lain kekuatan moral (moral force), kekuatan ide (power of idea), kekuatan nalar (power of reason) tapi kadang hal tersebut tidak diolah dan dikelola dengan baik sehingga kekuatan-kekuatan tersebut tidak berfungsi secara optimal bagi mahasiswa dalam usaha menggapai semua cita-citanya atau bahkan malah terjerumus ke hal yang negative karena kegagalan mengelola beberapa kekuatan yang dimilikinya.
Berhadapan dengan realita yang ada bukan berarti tidak ada solusi yang dicari. Beberapa langkah bisa mulai dilakukan untuk setidaknya meningkatkan kualitas mahasiswa dan menempatkan fungsinya sebagaimana seharusnya. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Organisasi
Banyak organisasi yang dapat diikuti di Universitas. Mulai dari BEM, UKM, Student Chapter, Organisasi kedaerahan, Organisasi khusus sesuai bidang ilmu yang digeluti, dan sebagainya. Belajar berorganisasi akan membuat kita belajar banyak hal. Yang pertama kali kita dapat pelajari adalah menghilangkan rasa “ego”. Dimana mahasiswa tidak hanya belajar untuk mengejar IPK tinggi namun juga meningkatkan skill berkomunikasi dan beradaptasi dengan berbagai lingkungan sosial yang berbeda. Bagaimana mahasiswa dapat berperan dalam masyarakat apabila mereka masih memiliki egoisme yang penting aku sukses? Setelah menghilangkan rasa ego kita akan belajar untuk bersabar dan menghargai perbedaan pendapat. Untuk mencapai kata mufakat dibutuhkan musyawarah dan diskusi yang baik. Saat memberikan ide dan gagasan itulah mahasiswa dapat mulai memberikan ide tentang apa yang akan kita berikan pada masyarakat? Sebagai contoh penulis bergabung dengan Seksi Mahasiswa Ikatan Ahli Geologi Indonesia. Disini salah satu program kerja yang ada tidak hanya bakti sosial namun juga memberikan ilmu berupa mitigasi bencana kepada siswa-siswa SD dan masyarakat yang hidup di daerah rawan bencana. Semua tergantung pada disiplin ilmu yang digeluti misal mahasiswa ekonomi akan memberikan edukasi tentang bagaimana menjadi entrepeneur. Mahasiswa sosial politik memberikan edukasi betapa pentingnya memberikan suara dalam pemilu. Mahasiswa Psikologi memberi edukasi tentang bagaimana cara yang baik untuk merawat orang-orang yan g memiliki gangguan jiwa. Mahasiswa kedokteran memberikan sosialisasi tentang bagaimana hidup yang yang sehat. Masih banyak lagi yang dapat dilakukan. Keinginan untuk berbagi dan bekerjasama dalam memberikan aksi adalah kunci awal untuk mewujudkan peran mahasiswa dalam masyarakat.

2) Keagamaan
Agama adalah salah satu benteng kuat yang melindungi mahasiswa terhadap sifat-sifat seperti hedonisme dan liberalisme berlebihan ala barat. Keinginan untuk memberikan manfaat pada masyarakat akan semakin kuat apabila juga didasari oleh tuntutan agama. Sebaik-baiknya orang adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Agama juga akan membentuk kita menjadi orang yang beriman dan berusaha sebanyak mungkin untuk melakukan kebaikan. Mendengar ceramah, mengikuti kegiatan keagamaan, membaca kitab suci, dan sebagainya akan membuat kita semakin mengerti apa yang jharus dilakukan sebagai umat beragama. Dalam kehidupan kampus yang jauh dari pengawasan orang tua mahasiswa sangat rentan dengan pergaulan yang buruk. Dengan memiliki benteng yang kuat mahasiswa akan lebih mampu menolak ajakan buruk dan dapat mengembangkan tujuan yang mulia untuk berbagi pada sesama. Banyak organisasi keagamaan yang ada di kampus seperti SKI, SKK, SKB, dan sebagainya disesuaikan dengan agama masing-masing. Organisasi keagamaan juga bisa menjadi alternatif bagi mahasiswa yang bingung ingin UKM atau Organisasi apa karena hal mendasar yang dibutuhkan untuk berkiprah di organisasi keagamaan adalah keinginan untuk hidup sesuai tuntunan agama.
3) Akademik
Mahasiswa yang memberikan yang terbaik di bidang akademik bukan berarti study oriented tapi bisa juga ingin menyiapkan yang terbaik untuk masyarakat. Sebagai contoh adalah kakak angkatan penulis bersama teman-temannya menemukan alat pendeteksi longsor . Hal ini sangat berguna terutama di daerah rawan longsor. Melalui akademik kita bisa menciptakan benda dan ide yang berguna bagi masyarakat. Sebagai mahasiswa apabila kita menjadi ahli dalam ilmu yang dipelajari kita bisa ikut membantu pembangunan negara berasaskan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Karena apalah arti ilmu yang dimiliki apabila hanya dimanfaatkan untuk diri sendiri tanpa dibagikan pada orang lain.
Apabila 3 solusi diatas dilaksanakan maka diharapkan terjadi metamorfosa dari mahasiswa yang hidup bebas menjadi mahasiswa yang bertanggung jawab terhadapa apa yang dimiliki. Yang harus diingat kembali adalah tidak semua rakyat Indonesia dapat mengenyam pendidikan tinggi apalagi dengan spesialisasi ilmu tertentu misal kedokteran dan geologi yang sulit dipelajari. Karena itu sudah sewajarnya bagi insan yang menguasai ilmu-ilmu di perguruan tinggi untuk memberikan perubahan dan contoh. Bukan melalui anarki namun melalui solusi. Bukan melalui sikap apatis namun melalui sikap peduli. Bukan melalui orientasi uang namun pengabdian. Bangsa ini butuh lebih banyak lagi pemuda-pemudi seperti Bung Karno, Bung Hatta, Agus Salim, dan sebagainya. Para pahalawan kemerdekaan walaupun mendapat kesempatan menempuh pendidikan tinggi , mereka tidak lupa darimana mereka berasal. Padahal dengan ilmu yang dimiliki mereka bisa hidup sebagai kalangan profesional yang makmur namun mereka lebih memilih jalan perjuangan yang berdarah-darah dan mengorbankan segala yang dimiliki demi tujuan bersama yaitu Kemerdekaan Indonesia. Generasi muda Indonesia masa kini yang hidup nyaman dari hasil pengorbanan para pahlawan sudah semestinya mengisi kemerdekaan dengan hal-hal bermanfaat. Mahasiswa harus memiliki idealisme bahwa kepentingan bangsa yang utama dan tujuan dari semua perjuangan yang dilakukan adalah Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Semakin banyak mahasiswa mengerti dan melakasanakn hal ini maka kemajuan bangsa akan makin terakselerasi menjadi bangsa yang maju. Hidup Mahasiswa! Hidup Indonesia!

Daftar Pustaka :
eprints.ums.ac.id/25376/2/04._BAB_I.pdf
http://faqihmuhammad-fm.blogspot.co.id/2013/03/realita-kehidupan-mahasiswa-masa-kini.html
http://www.dakwatuna.com/2015/04/20/67483/peran-mahasiswa-dalam-pembangunan-bangsa/#ixzz44uNalIzE
http://www.kompasiana.com/rezaramadhanunj/peran-dan-fungsi-mahasiswa_55dadb8a54977303099134c5

Implementasi Pancasila dalam Kehidupan Kampus

Indonesia adalah negara yang memiliki landasan ideologi Pancasila. Untuk membahas tentang implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dalam hal ini kehidupan kampus maka kita perlu mengetahui ke lima sila dan empat puluh lima butir Pancasila yang ada, yaitu sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
(1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
(3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
(6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
(7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
(1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
(3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
(4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
(5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
(6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
(7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
(8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
(9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
(10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
3. Persatuan Indonesia
(1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
(2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
(3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
(4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
(5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
(6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
(7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
(1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
(2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
(3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
(4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
(5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
(6) Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
(7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
(8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
(9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
(10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
(1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
(2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
(3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
(4) Menghormati hak orang lain.
(5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
(6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
(7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
(8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
(9) Suka bekerja keras.
(10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
(11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Pengertian Aktualisasi Pancasila
Aktualisasi Pancasila, berarti penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam bentuk norma-norma, serta merealisasikannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam aktualisasi Pancasila ini, penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam bentuk norma-norma, dijumpai dalam bentuk norma hukum, kenegaraan, dan norma-norma moral. Sedangkan realisasinya dikaitkan dengan tingkah laku semua warga negara dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara, serta seluruh aspek penyelenggaraan negara.
Aktualisasi Pancasila, dapat dibedakan ke dalam 2 jenis :
1. Aktualisasi Pancasila secara Obyektif
Artinya realisasi penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam bentuk norma-norma dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, baik dalam bidang Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif, maupun semua bidang kenegaraan lainnya. Aktualisasi Obyektif ini terutama berkaitan dengan peraturan perundang-undangan Indonesia. Contohnya : Dalam penyelenggaraan kenegaraan maupun tertib hukum Indonesia, asas politik dan tujuan negara, serta pelaksanaan konkret pelaksanaan hukum didasarkan pada dasar falsafah negara (Pancasila).
2. Aktualisasi Pancasila Subyektif
Aktualisasi Subyektif, artinya realisasi penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam bentuk norma-norma ke dalam diri setiap pribadi, perseorangan, setiap warga negara, setiap individu, setiap penduduk, setiap penguasa dan srtiap orang Indonesia.
Aktualisasi Pancasila subyektif ini lebih berkaitan dengan norma-norma moral. Diharapkan apabila aktualisasi Pancasila yang subyektif ini dapat tercapai, maka nilai-nilai Pancasila telah melekat dalam hati sanubari bangsa Indonesia,dengan demikian itu disebut dengan Kepribadian Bangsa Indonesia (Kepribadian Pancasila). Maka dengan hal inilah bangsa Indonesia memiliki ciri karakteristik yang menunjukkan perbedaannya dengan bangsa lain. Aktualisasi subyektif ini lebih penting dari Aktualisasi obyektif, karena Aktualisasi Pancasila yang subyektif merupakan kunci keberhasilan Aktualisasi Pancasila secara obyektif.
Pengertian Aktualisasi Pancasila Dalam Kehidupan Kampus
o Aktualisasi Pancasila dalam kehidupan kampus, berarti realisasi penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam bentuk norma-norma dalam setiap aspek kehidupan kampus
o Aktualisasi Pancasila dalam kehidupan kampus, merupakan aktualisasi Pancasila yang obyketif, karena dilaksanakan dalam suatu lembaga. Dalam hal ini lembaga pendidikan atau lembaga akademik, yaitu kolektifitas masyarakat yang ilmiah.
o Aktualisasi Pancasila dalam kehidupan kampus, dilaksanakan oleh seluruh lapisan / kalangan masyarakat kampus, yaitu dosen, mahasiswa, dan juga karyawan / tenaga administrasi.

Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa memiliki peran besar terhadap nasib Indonesia kedepan. Mahasiswa harus memiliki pemikiran yang luas, kritis, sistematis, dan realistis. Akan tetapi seiring berjalannya waktu moral generasi muda semakin menurun dan makin banyak yang tidak memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai nilai luhur asli bangsa Indonesia. Hal ini mengakibatkan banyak mahasiswa yang dalam penyampaian pendapatnya bertindak anarkis.
Hal- hal buruk premanisme, anarksime, SARA, dan sebagainya dapat terjadi karena di Indonesia banyak mahasiswa yang tidak tahu mengenai Pancasila. Mereka hanya menganggap Pancasila sebagai lambang tapi tidak tahu makna dan arti dari simbol-simbol yang ada Garuda Pancasila. Apalagi tentang nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman bangsa yang menjadikan Indonesia begitu unik karena tidak menganut paham liberal dan komunis.
Meskipun sudah ada mata kuliah wajib Pancasila di perguruan tinggi misal UGM, banyak mahasiswa yang tidak serius dalam mengikutinya. Mereka menganggap ikut mata kuliah Pancasila agar memenuhi syarat kelulusan dan minimal tidak mengulang. Padahal Pancasila akan menjadi dasar yang kuat bagi mahasiswa agar mereka mengerti apa esensi dari ilmu yang dipelajari dalam program studinya. Tidak lain dan tidak bukan adalah ikut andil dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pancasila dan nilai-nilai luhurnya tidak lagi sakti dan cenderung tidak diamalkan bahkan seakan dilupakan setelah orde baru. Seperti yang diketahui pada orde baru terdapat program pemerintah yaitu P4 ( Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila ). Ketika itu sering diadakan penataran dan seminar tentang Pancasila sehingga hampir setiap saat masyarakat terutama mahasiswa diingatkan untuk mengamalkan Pancasila. Ibaratnya adalah dorongan untuk lebih memahami, menghayati, dan mengamalkan Pancasila secara konsekuen.
Saat ini kualitas pemahaman tentang Pancasila sudah menurun dibandingkan dahulu. Sebagai contoh penyebutan sila-sila dalam Pancasila hanya dilakukan hingga SMP saja dan siswa tidak mendapat penjelasan mengenai 45 butir Pancasila. Mungkin benar jika kesaktian Pancasila tidak dilihat dari penghafalan kita terhadap lima sila dan 45 butirnya, namun bagaimana cara kita mengamalkannya apabila kita tidak mengenal dan menghafalkannya terlebih dahulu dan menjadikannya sebagai pedoman tingkah laku?
Dengan demikian banyak mahasiswa yang tidak bisa melafalkan Pancasila dengan lancar dan tepat karena pengertian mereka tentang Pancasila mulai memudar. Oleh sebab itu dibutuhkan pembelajaran yang lebih mendalam untuk menggali potensi yang ada dalam diri mahasiswa.
Secara Yuridis berdasarkan Ketetapan no.II/MPR/1978 tertulis bahwa Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar Negara republik Indonesia yang perlu dihayati dan diamaalkan secara nyata untuk menjaga kelestarian dan terwujudnya tujuan nasional serta cita-cita bangsa tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Dengan demikian maka dalam pelaksanaannya, perkuliahan Pancasila berlangsung dengan ketentuan-ketentuan peraturaan perundangan-undangan yang ada sesuai dengan amanat dalam pembukaan UUD 1945 dan Undang-undang nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendididkan nasional.
Pembelajaran untuk mengamalkan Pancasila dapat dimulai dari diri sendiri yaitu kesadaran bahwa mahasiswa sebagai kaum intelektual seharusnya menjadi contoh masyarakat yang mengerti pedoman hidup bangsa. Berikut adalah beberapa contoh penerapan sila-sila Pancasila di kampus.
Sila 1 “Ketuhanan Yang Maha Esa”
• Percaya dan Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Dalam hal ini adalah menjunjung tinggi Tuhan dalam kehidupan dan tidak hidup sebagai orang atheis. Dalam kehidupan kampus diharapkan tidak di adakan diskusi yang dapat mempertanyakan keberadaan Tuhan karena secara jelas dalam Pancasila dinyatakan Indonesia adalah negara Ketuhanan
• Hormat-menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan kepercayaan yang berbeda-beda. Untuk mencapai keadaan ini dibutuhkan rasa toleransi yang tinggi dan menghapus rasa fanatisme berlebihan terhadap agama masing-masing, umat beragama harus memahami bahwa perbedaan itu ada dan tidak boleh menganggap yang berbeda seakan pantas untuk dijauhi atau bahkan dimusnahkan. Semisal dengan keyakinan bahwa darah orang kafir itu halal maka pantas untuk dibunuh. Kalau masih ada keyakinan seperti itu maka dapat dianalisis sumber dari keyakinan itu apakah kebencian dan otoriterisme atau kemanusiaan yang tanpa batas. Karena Tuhan adalah Maha Kasih dan sudah sepantasnya kita juga belajar untuk mengasihi.
• Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain. Hal ini juga bagian dari saling menghormati. Walaupun harus diakui bahwa setiap agama memiliki anjuran untuk menyiarkan atau mengabarkan apa yang diyakini namun itu semua harus berdasarkan sukarela tanpa ada paksaan. Sebisa mungkin kegiatan seperti itu dilakukan secara internal karena bila dilakukan secara terbuka (ajakan) dapat menyebabkan konflik. Dalam kampus bisa dibilang saat ini mahasiswa sudah sadar akan perbedaan. Seringkali diadakan kerjasama kemanusian antara satu atau lebih organisasi keagamaan yang berbeda. Dengan satu visi menuju kebersamaan diharapakan generasi kedepan dapat mengikis sentimen perbedaan yang terjadi di masa lampau.
Sila 2 “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”.
• Mengakui dan menghargai kesamaan derajat antar umat manusia. Dalam kampus dapat kita temui berbagai suku dan ras berkumpul menjadi satu. Mulai dari Aceh hingga Papua dapat kita jumpai. Dari banyaknya perbedaan suku dan budaya kita bisa belajar bahwa pada dasarnya semua adalah sama yaitu Homo sapiens. Tidak ada perbedaan yang mencolok semua memiliki harkat dan martabat yang sama. Hanya karena beberapa teman kita hidup didaerah yang mungkin agak terbelakang bukan berarti pikiran mereka juga terbelakang. Justru banyak yang menjadi hebat karena ditempa dalam kekurangan tersebut.
• Saling menghormati dan bekerjasama sesama manusia. Sebagai sesama manusia dan mahasiswa tentunya kita tidak akan lepas dari yang namanya Organisasi. Dari sanalah kita belajar untuk menghormati perbedaan pendapat, bekerjasama dengan orang yang berbeda pandangan, dan menyelesaikan suatu masalah dan tujuan secara beradab.
Sila 3 “Persatuan Indonesia”
• Menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Meskipun mahasiswa terdiri dari berbagai suku yang berbeda dan mungkin terdapat organisasi kedaerahan, hal itu tidak menyurutkan langkaj untuk bersatu dan berfikir lebih luas demi kepentigan yang lebih besar yaitu NKRI.
• Gotong royong. Misal Apabila ada kerja bakti atau gotong royong di masyarakat atau di kampus hendaknya semua warga atau mahasiswa ikut melaksanakanya dan menyangkut seluruh elemen masyarakat, tidak memandang kedudukan jabatan, ekonomi, atau bahkan pendidikan..
Sila 4 “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”
• Mengutamakan musyawarah diliputi oleh semangat kekeluargaan dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama serta tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Dalam setiap organisasi yang digeluti di kampus selalu diadakan rapat dan musyawarah untuk menentukan suatu keputusan bersama. Disana kita akan belajar untuk menghargai perbedaan pendapat dan selalu mengutamakan keputusan bersama meskipun itu tidak sesuai dengan hati kita.
• Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan. Hal ini terutama ketika memilih dewan mahasiswa, semacam dewan perwakilan rakyat tingkat kampus. Disini kita akan belajar untuk memilih sosok yang tepat sebagai perwakilan kita dalam mengikuiti musyawarah skala besar yang tentunya tidak mungkin diikuti seluruh mahasiswa. Seringkali keputusan yang diambil akan berpengaruh terhadap keseluruhan mahsiswa.
Sila 5 “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
• Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan yang merata dan berkeadilan sosial. Salah satu contoh kegiatan yang bisa dilakukan misal bakti sosial, memberikan penyuluhan bencana, memberikan pendidikan sederhana misal kelas mengajar, Kuliah Kerja Nyata, dan sebagainya
• Mencerminkan sikap hemat dan sederhana. Dengan hidup yang tidak terlalu berlebihan maka kita juga ikut menghargai bahwa masih banyak orang berkekurangan diluar sana. Seringkali mahasiswa identik dengan hedonisme dan materialisme. Dengan belajar berhemat maka kita ikut peduli dengan mereka yang berkekurangan. Lagipula uang yang berlebih yang dimiliki bisa untuk digunakan sebagai Bakti sosial.
Masih banyak lagi contoh tentang implementasi Pancasila dalam kehidupan Kampus, namun yang harus dipahami adalah saat kita bisa menghayati lima sila Pancasila dan 45 butir-butirnya maka kita akan terdorong untuk melakukan berbagai hal berdasarkan pedoman tersebut. Apalagi itu juga untuk kepentingan bersama. Tidak ada kata terlambat untuk belajar namun jangan sampai terlambat untuk berubah.
Daftar Pustaka :
http://www.kompasiana.com/thamrindahlan/45-butir-pancasila-puan-maharani-usulkan-1-juni-libur-nasional_556c453950f9fdd2038b4567
http://www.anneahira.com/pendidikan-pancasila.htm
PERKEMBANGAN MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA ORDE BARU
http://www.kompasiana.com/yogaswarafb/pembangkitan-kembali-p4-bagi-mahasiswa-pentingkah_54f8fe94a333119d478b482e
http://pepradewa.blogspot.co.id/2012/10/aktualisasi-implementasi-pancasila.html
http://arsy22.blogspot.co.id/2015/01/contoh-penerapan-pancasila-di.html
http://phyrahysteria.blogspot.co.id/2013/01/implementasi-nilai-nilai-pancasila.html

Implementasi Nilai-Nilai Keilmuan dalam Proses Belajar Geologi

Ilmu pengetahuan berasal dari kata bahasa Inggris yakni science, yang berasal dari bahasa latin scientia dari bentuk kata kerja scire yang berarti mempelajari, mengetahui. Pertumbuhan selanjutnya pengertian ilmu pengetahuan mengalami perluasan arti sehingga menunjuk pada segenap pengetahuan sistematik. Dalam bahasa Jerman dikenal wissenschaft.
Geologi sendiri adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi, proses yang terjadi, dan hasil dari proses tersebut dalam skala ruang dan waktu. Secara umum ilmu geologi mempelajari dari permukaan bumi hingga inti bumi meskipun sebagian besar pekerjaannya menganalisis permukaan bumi yang terlihat.
The Liang Gie (1987) memberikan pengertian ilmu adalah rangkaian aktivitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam berbagai seginya, dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin di mengerti manusia.
Pengetahuan yang dapat dikenali, dapat diterangkan, dapat dilukiskan, dapat diperkirakan, dapat dianalisis, dan dapat diawasi akan menjadi suatu ilmu. Dari definisi ilmu adalah pengetahuan dengan syarat tertentu maka geologi dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena memenuhi syarat tersebut. Penjelasan lebih lanjut adalah sebagai berikut :
1) Dikenali
Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi beserta prosesnya dengan skala tiga dimensi dan waktu. Yang paling banyak dikenali tentu saja adalah proses geologi yang terjadi pada masa kini dan hasil dari proses geologi baik masa lampau maupun sekarang yang dapat di lihat. Proses geologi yang terjadi pada masa kini sebenarnya sama dengan yang terjadi pada masa lalu, yang berbeda hanyalah intensitasnya saja ( The Present is The Key to The Past ). Proses geologi sederhana yang dapat diamati adalah air mengalir di sungai. Air sebagai agen erosi yang utama adalah materi yang paling bertanggung jawab terhadap variasi kenampakan permukaan bumi. Ibaratnya tenaga endogen dari dalam bumi yang membentuk pegunungan sementara erosi yang memahatnya menjadi berbagai bentuk (morfologi) yang berbeda. Proses geologi lainnya yang adalah apa yang kita sebut sebagai bencana. Sebenarnya bencana-bencana tersebut hanyalah istilah terhadap proses geologi yang menyebabkan kerugian bagi manusia, baik harta, jiwa, dan raga. Sebagai contoh adalah gunung meletus (Vulkanisme), tanah longsor (Mass Movement), tsunami, gempa bumi, dan sebagainya. Hasil dari proses geologi masa lampau misalnya adalah keberadaan fosil moluska di puncak Jayawijaya yang membuktikan fakta bahwa lempeng bumi bergerak dan menyebabkan pengangkatan daratan.
2) Diterangkan
Proses alam yang terjadi sebenarnya dapat diterangkan karena apa yang terjadi di alam tidak lain adalah implementasi dari berlakunya hukum fisika pada materi di bumi ini. Sebagai contoh tanah longsor adalah implementasi dari adanya hukum gravitasi. Selain itu proses-proses tersebut bukanlah proses fiksi namun proses ilmiah yang benar-benar terjadi misal terbentuknya sekuen pengendapan pada waktu tertentu akibat sedimentasi material klastik hasil erosi dari batuan asal. Proses pengendapan atau sedimentasi material klastik sangat dipengaruhi oleh energi kinetik yaitu kekuatan agen pengangkut. Sebagai contoh air permukaan sebagai agen yang efektif dalam mengangkut material sedimen akan mengendapkan butir sedimen dengan ukuran tertentu pada tingkat energi tertentu. Pergerakan air menuju equilibrium level pada lautan sebenarnya adalah perubahan dari energi potensial yaitu ketika air berada pada ketinggian yang tinggi di hulu menjadi energi kinetik yaitu arus yang bergerak.
3) Dilukiskan
Proses geologi yang terjadi memiliki cakupan tiga dimensi dan waktu. Salah satu cabang ilmu geologi yang banyak memaki penggambaran morfologi alam adalah geomorfologi. Setiap bentukan alami dapat diklasifikasikan berdasarkan geometrinya maupun genesanya. Sebagai contoh adalah adalah sungai (fluvial). Bagi sebagian orang sungai tidak terlalu menarik dan yang diperhatikan hanyalah bagaimana memanfaatkannya untuk kepentingan manusia secara langsung seperti untuk pengairan maupun transportasi. Namun bagi ahli geologi sungai adalah salah satu morfologi penting yang menyebabkan bentuk permukaan bumi terutama di daratan seperti sekarang. Agen erosi utama adalah air permukaan yaitu sungai. Sebagai agen erosi. Dengan kata lain suatu lukisan bentang alam akan memberikan makna yang berbeda bagi ahli yang berbeda.
4) Diperkirakan
Banyak siklus yang terjadi dalam dunia ini. Yang paling utama dalam geologi adalah siklus batuan. Dimana ada siklus maka disitu dapat diperkirakan apa yang akan terjadi selanjutnya. Perkiraan akan kejadian di masa depan juga tidak harus melihat siklus. The Present is The Key to The Past juga dapat diartikan sebagai The Present is The Key to The Future. Ahli geologi tidak hanya dapat menginterpretasikan kejadian masa lalu yang membentuk keadaan alam sekarang namun juga dapat memperkirakan masa depan berdasarkan kejadian masa kini. Proses geologi akan sama sepanjang masa yang berbeda hanya intensitasnya saja. Sebagai contoh adalah pergeseran tektonik lempeng. Dari arah pergerakan lempeng yang diketahui melalui penelitian kita ahli geologi dapat memperkirakan tatanan lempeng di masa depan. Misalnya Papua yang beberapa puluh juta tahun lagi akan bergerak makin ke utara hingga segaris lintang dengan Taiwan. Hal lain yang bisa diperkirakan adalah kejadian tanah longsor. Lebih tepatnya adalah memperkirakan daerah rawan longsor. Biasanya daerah dengan kontur yang curam akan berpotensi terjadi gerakan massa. Karena itu tidak dianjurkan untuk membangun rumah disebelah bawah lereng. Apalagi jika lereng tersebut adalah bidang sesar. Sesar dapat terjadi sewaktu-waktu terutama saat terjadi gaya yang biasanya terjadi saat ada gempa bumi.
5) Dianalisis
Proses geologi juga dapat dianalis sebgai contoh adalah analisis kekar dan sesar (struktur geologi). Dengan beberapa metode yang ada ahli geologi dapat memperkirakan arah gaya pembentuk kekar dan sesar. Gaya pembentukannya tentu saja terjadi di masa lalu. Selain itu dapat juga dilakukan analisis sifat magma dalam suatu tubuh gunung api berdasarkan komposisi kimia batuan yang terbentuk dari hasil erupsi gunung api tersebut. Analisa geologi tidak terlalu berbeda dengan analisa yang dilakukan oleh ahli lain. Hanya satu hal yang paling membedakan adalah laboratorium utama ahli geologi adalah alam. Lebih tepatnya alam sebagai sumber data. Data-data yang didapat akan dianalisis menggunakan alat-alat yang dibutuhkan yang terdapat di laboratorium. Contoh analisis lain adalah integrasi kondisi geologi yang memungkinkan untuk dibangunnya bangunan tertentu. Cabang ilmu geologi yang membahas tersebut adalah Geologi Pengembangan Wilayah. Bisa dibilang ilmu ini adalah ilmu geologi yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan manusia akan pemahaman terhadap alam dan pengaplikasiannya dalam pembangunan wilayah.
6) Diawasi
Perkembangan ilmu geologi selalu mendapat pengawasan dari pembelajar ilmunya karena setiap saat teori yang ada dapat berubah apabila terdapat bukti yang mendukung. Sebagai contoh adalah teori apungan benua. Pada awalnya banyak ahli geologi yang menolak teori apungan benua. Salah satu alasannya adalah karena pada saat itu Alfred Wegener belum bisa menjelaskan bagaimana mekanisme pergerakan lempeng yang ada. Namun seiring berjalannya perkembangan ilmu dan ditemukannya bukti-bukti yang mendukung pergeseran lempeng, maka banyak ahli yang akhirnya menyetujui teori tersebut. Bahkan sebenarnya teori tektonik lempeng ini masih dapat berkembang selama ada bukti-bukti baru yang dapat memperbaharui pendapat dan teori yang ada.
Ilmu itu sendiri dapat dibagi menjadi ilmu bebas nilai dan ilmu tidak bebas nilai.
Ilmu bebas nilai (value free)
Paradigma ilmu bebas nilai (value free) mengatakan bahwa ilmu itu bersifat otonom yang tidak memiliki keterkaitan sama sekali dengan nilai. Bebas nilai artinya setiap kegiatan ilmiah harus didasarkan pada hakikat ilmu pengetahuan itu sendiri. Ilmu pengetahuan menolak campur tangan faktor eksternal yang tidak secara hakiki menentukan ilmu pengetahuan itu sendiri. Penganut paradigma ini menginginkan bahwa ilmu harus bersifat netral terhadap nilai-nilai, baik secara ontologis maupun aksiologis. Dalam hal ini, ilmuwan hanyalah menemukan pengetahuan dan terserah kepada orang lain untuk mempergunakannya, apakah akan dipergunakan untuk tujuan yang baik atau sebaliknya.
Menurut Josep Situmorang, setidaknya ada 3 faktor yang menjadi indikator bahwa ilmu pengetahuan itu bebas nilai:
1. Ilmu harus bebas dari pengaruh eksternal seperti faktor politis, ideologis, agama, budaya, dan unsur kemasyarakatan lainnya.
2. Perlunya kebebasan usaha ilmiah, agar otonomi ilmu pengetahuan terjamin. Kebebasan itu menyangkut kemungkinan untuk menentukan diri sendiri.
3. Penelitian ilmiah tidak luput dari pertimbangan etis (yang sering dituding menghambat kemajuan ilmu), karena nilai etis itu sendiri bersifat universal.
Paradigma ini mengikuti jejak yang dikembangkan oleh Copernicus, Galileo, dan filosof seangkatannya yang netral nilai secara total. Mereka berpendapat bahwa objek ilmu tetap sebagai objek ilmiah yang harus dihadapi sama, baik secara teoritis maupun secara metodologis. Oleh karena itu, ilmuwan tidak boleh membedakan apakah objek yang dihadapi ilmu itu merupakan bahan dari zat-zat kimia atau keseragaman peristiwa alam (uniformity of natural) atau merupakan masalah yang ada hubungannya dengan kemanusiaan. Manusia disamping sebagai subjek peneliti ilmu, juga sebagai objek yang diteliti secara objektif dari luar, tanpa terpengaruh dengan apa yang menjiwainya.
Penganut pendapat ini ada yang lebih ekstrim menyatakan bahwa gejala-gejala kemasyarakatan sama dengan gejala fisika, yaitu sama-sama bersifat alami. Pengertian-pengertian seperti kehendak, rasa, motif, nilai dan jenis merupakan hal-hal yang berada di luar dunia eksakta yang adanya hanya dalam dunia angan-angan yang tidak patut ditinjau dari segi ilmiah.
Bebas nilai sesungguhnya adalah tuntutan yang ditujukan pada ilmu agar keberadaannya dikembangkan dengan tidak memperhatikan nilai-nilai lain di luar ilmu itu sendiri, artinya tuntutan dasar agar ilmu dikembangkan hanya demi ilmu itu sendiri tanpa pertimbangan politik, agama maupun moral. Jadi, ilmu harus dikembangkan hanya semata-mata berdasarkan pertimbangan ilmiah murni. Agaknya, inilah yang menjadi patokan sekularisme yang bebas nilai.
Dalam pandangan ilmu yang bebas nilai, eksplorasi alam tanpa batas bisa jadi dibenarkan untuk kepentingan ilmu itu sendiri, seperti juga ekpresi seni yang menonjolkan pornografi dan pornoaksi adalah sesuatu yang wajar karena ekspresi tersebut semata-mata untuk seni. Setidaknya, ada problem nilai ekologis dalam ilmu tersebut tetapi ilmu-ilmu yang bebas nilai demi tujuan untuk ilmu itu sendiri barangkali menganggap kepentingan-kepentingan ekologis tersebut bisa menghambat ilmu. Contoh lain misalnya, dulu sebelum ditemukan teknologi sinar laser demi mempelajari anatomi tubuh manusia, maka menguliti mayat manusia dan mengambil dagingnya hingga tinggal tulang-tulangnya diperbolehkan dalam ilmu.
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa penganut paradigma value free berpendirian bahwa ilmu tidak terikat oleh nilai, baik dalam proses penemuannya maupun proses penerapannya karena petimbangan-pertimbangan moral atau nilai hanya menghambat pertumbuhan dan perkembangan ilmu.

Ilmu tidak bebas nilai (value bound)
Paradigma ilmu yang tidak bebas nilai (value bound) memandang bahwa ilmu itu selalu terkait dengan nilai dan harus dikembangkan dengan mempertimbangkan aspek nilai. Pengembangan ilmu jelas tidak mungkin bisa terlepas dari nilai-nilai, kepentingan-kepentingan baik politis, ekonomis, sosial, religius, ekologis, dan sebagainya.
Filosof yang menganut teori value bound adalah Habermas. Dia berpendirian bahwa teori sebagai produk ilmiah tidak pernah bebas nilai, dan semua ilmu bahkan ilmu alam sekalipun tidaklah mungkin bebas nilai karena dalam pengembangan setiap ilmu selalu ada kepentingan-kepentingan teknis.
Dalam pandangan Habermas bahwa ilmu sendiri dikonstruksi untuk kepentingan-kepentingan tertentu yakni nilai relasional antara manusia dan alam seperti ilmu pengetahuan alam, manusia dan manusia seperti ilmu sosial, dan nilai penghormatan terhadap manusia. Jika lahirnya ilmu saja terkait dengan nilai, maka ilmu itu sendiri tidak mungkin bekerja lepas dari nilai. Penganut value bound ini bahkan ada yang mengatakan bahwa nilai adalah ruhnya ilmu. Jadi, ilmu tanpa nilai diibaratakan seperti tubuh tanpa ruh (mati) yang berarti tidak berguna.
Geologi sebagai sebuah ilmu lebih condong ke ilmu yang bebas nilai karena yang diamati adalah peristiwa alam secara murni. Akan tetapi kegunaan ilmu geologi secara ekonomis tentunya akan sangat berhubungan dengan manusia. Dan yang harus diketahui adalah sesungguhnya alam ini terdiri dari berbagai sistem yang saling mempengaruhi. Selama ini kita tahu bahwa keberadaan manusia sangat mempengaruhi kondisi alam. Dan bisa dibilang apa yang dilakukan manusia seringkali bertentangan dengan kehendak alam untuk mencapai keseimbangan.
Sebagai contoh adalah pembukaan lahan tambang yang terdapat pada daerah hutan lindung. Disatu sisi hutan lindung harus dilindungi untuk menjaga kelestarian ekosistem. Namun disisi lain manusia juga membutuhkan bahan tambang untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Karena itulah ahli geologi seringkali berlawanan dengan orang kehutanan maupun pecinta lingkungan karena ahli geologi mendorong terjadinya eksplorasi. Pada akhirnya harus disadari bahwa manusia akan selalu membutuhkan bahan tambang. Mungkin terdapat opsi untuk melakukan penambangan dengan standar tertentu untuk meminimalisir kerusakan lingkungan misal dengan komitmen reboisasi setelah penambangan. Namun itu semua membutuhkan dana besar dan butuh komitmen bersama antara pemerintah dengan perusahaan tambang.
Nilai kebudayaan lokal mayoritas mendukung kelestarian lingkungan. Sehingga kontradiksi antara dua hal tersebut harus dimusyawarahkan hingga mencapai mufakat.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah walaupun ilmu pengetahuan terutama geologi adalah murni hasil dari logika pemikiran dan fakta data lapangan, ahli geologi tetap tidak bisa mengesampingkan nilai-nilai masyarakat terutama dalam eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam. Tentunya sebagai ahli yang bekerja di lapangan sesungguhnya tugasnya adalah mencari data dan fakta lapangan untuk disajikan dan dijadikan pertimbangan bagi para pengambil keputusan. Pada akhirnya apabila terdapat ketidaksesuaian antara keputusan yang diambil dengan nilai yang berlaku maka ahli geologi tidak bertanggung jawab terhadap hal tersebut selama ahli geologi sudah memberikan data yang valid dan sudah memberikan rekomendasi.

Daftar Pustaka:
http://www.rangkumanmakalah.com/ilmu-pengetahuan-dan-nilai/
Hubungan Pengetahuan dan Nilai
http://www.kompasiana.com/haidarfikri/perkembangan-ilmu-pengetahuan-terikat-nilai-atau-bebas-nilai_552fa5266ea8342c0a8b456c
http://www.balairungpress.com/2012/03/peran-pancasila-dalam-pengembangan-ilmu-pengetahuan-di-indonesia/
Etika Keilmuan
http://info-bejo.blogspot.co.id/2014/03/filsafat-ilmu-nilai-nilai-ilmu.html